Langsung ke konten utama

Pacaran Mesra neng Sunda Hejo dengan akang Kalita Wave

Pagi ini, sambil mencuci body si Putih kaki bundar, aku minum kopi, disebuah kedai kopi yang berada disebelah carwash dibilangan timur GOR SATRIA Purwokerto.

Pilihan saya pagi ini menggunakan metode manual brewing  Kalita wave,  yang saya harapkan cocok berpacaran dan bermesraan dengan profile roasting biji kopi yang disediakan, dan jujur saja,  rasa yang saya kecap pagi itu sungguh mengingatkan saya akan Preanger Honey roastingan perusahaa Malabar Coffee  yang diseduh oleh Sute Djongko cafe dengan V 60, tetapi lebih soft beberapa waktu lalu.

Sebagai catatan kopi Sunda Hejo merupakan salah satu kopi yang berasal dari Jawa Barat, kopi ini termasuk ke dalam jenis Arabica dengan rasa yang sedikit manis dan dikenal lebih nikmat dari kopi lain, Sunda Hejo diolah dengan cara mengambil buahnya, kemudian difermentasikan dalam waktu 24 jam. Setelah dicuci bersih dengan air mengalir, hasil fermentasi tersebut dikeringkan di dalam rumah-rumah bambu hingga menjadi biji kopi siap roasting. Saran pribadi saya adalah menggunakan profile full city develop 3 menit saja cukup.

Overall ngopi disitu tempatnya nyaman dan pelayanannya pun ok punya ....

Lokasi: Jl. Dr. Suparno - Purwokerto

Postingan populer dari blog ini

KOPI "clebek" TUBRUK

Kopi Tubruk Kopi Tubruk adalah salah satu metode yang paling sering digunakan dalam menyeduh kopi di tanah air ini. di Banyumas dan sekitarnya dikenal dengan kopi "clebek" yang metodenya adalah menubrukan bubuk kopi dengan air panas.  Akan tetapi kopi tubruk  atau clebek, dapat juga menjadi hidangan minuman yang istimewa, jika dilakukan dengan langkah-langkah yang benar.  Proses brewing   Persiapkan kopi yang telah menjadi bubuk. Untuk mendapatkan aroma kopi yang lebih fresh, biji kopi matang sebaiknya digiling pada saat anda akan menyeduh. Selanjutnya masukan bubuk kopi kedalam cangkir. Takaran yang ideal dalam kopi tubruk adalah 12 gram kopi (sekitar dua sendok teh) untuk setiap 200 ml air. Kemudian tuangkan air yang telah anda didihkan. Suhu yang paling pas untuk kopi tubruk adalah sekitar 80-85 °C. Jika anda tidak memiliki thermometer, masak air dengan durasi 2 menit. Setelah anda menuangkan air pada gelas yang sebelumnya telah berisi bubuk kopi, diam

ButterScotch Coffee

Malam ini saya self service di THE COFFEE, selain melayani permintaan anak-anak saya, juga berbagi dengan Bro. Jajang yang ingin bekerja dan belajar jadi barista di sana. Butterscotch coffee adalah coffee with adds menu yang kami sepakati untuk kita garap rame-rame [ :) ] Butterscotch adalah jenis gula confectionery yang bahan utamanya adalah gula dan mentega , meskipun bahan-bahan lain seperti sirup jagung, krim, vanili, dan garam merupakan bagian dari beberapa resep. Saat sudah banyak perusahaan produsen sirup yang membuat sirup dengan rasa butterscotch ini. Butterscotch dapat di racik menjadi beberapa menu yang manarik untuk di coba dan dinikmati, salah satunya adalah  Butterscotch Coffee Iced.  Anda dapat membayangkan betapa nikmatnya kombinasi rasa manis dan gurih yang bertabrakan dengan acidity dan low bitter-nya Arabica espresso. Anak-anak saya pun yang tadinya sangat tidak suka kopi, menjadi ketagihan menu tersebut.  Butterscotch coffee ini  dapat dijadikan menu dingi

SEJARAH MESIN KOPI

Kali ini saya mencoba menulis mengenai sejarah beberapa mesin espresso, yang saya ambil dari berbagai sumber. Semoga dapat membantu memperkaya pengetahuan kita bersama. Pada tahun 1884 usaha untuk pengajuan hak paten pertama kali diperjuangkan  oleh Angelo Moribondo yang berasal dari Turin dan diperkenalkan pada tahun yang sama, dalam Pameran Umum di Taman Valentino. Hal tersebut adalah sebuah berkah untuk industrialisasi mesin espresso pada waktu itu, akan tetapi hak patent mesin espresso dalam dunia industrial mesin kopi pertama kali diterbitkan bagi Luigi Bezzera dari Milan, pada tahun 1901,. Bahkan, ia membuat suatu model atau design mesin yang kemudian menjadi model yang ditiru secara luas, di atas semua model mesin espresso rancangan pelopor lain dari periode, Desiderio Pavoni, yang mampu melihat potensi besar dari espresso, serta berjuang mengembangkan penjualan di bar publik dan kafe . Pada awal 1900-an, Pier teresio Arduino dari Turin menyadari bahwa dunia bar publik da