Langsung ke konten utama

Hario V 60 Brewing Method

Untuk memahami sepenuhnya keunggulan V60, penting untuk terlebih dahulu mengeksplorasi sejarah Hario V60 ini, sebagai mana pepatah mengatakan "tak kenal maka tak sayang"

Hario adalah produsen gelas yang berkantor pusat di Jepang. Awal perusahaan dimulai pada tahun 1921, ketika Hario pertama kali diluncurkan di Kanda, Tokyo, tidak jauh dari Universitas Tokyo sekarang. Dalam beberapa tahun dan berkat kemampuan mengutak-atik glasware, seorang pria yang bernama Tsuruoka, Hario telah menciptakan prototip pertama dari Dripper V60. Produk yang inovatif adalah solusi perusahaan untuk mengatasi masalah waktu menyeduh kopi. Yakni, sifat kompleks dari metode-metode pembuatan kopi pilihan pada akhir 1950-an.

Pada saat itu, metode penyeduhan kopi yang paling meresap alias "joss gandoss"  dan disukai adalah tetesan air, sebuah proses yang memerlukan praktik dan kesabaran untuk mengeksekusi dengan baik. Hario ingin membuat metode penyeduhan tetes model baru yang menjaga kualitas tetesan air yang dihasilkan, sambil meningkatkan kepraktisan dan kemudahan penggunaan. Tujuannya bukan di luar lingkup Hario, karena latar belakang perusahaan dalam peralatan laboratorium berarti para insinyur mereka sangat akrab dengan filter kertas dan gelas dari segala bentuk dan ukuran.
Ide dari Tsuruoka tersebut adalah membuat alat seduh berbentuk corong kaca yang dalam pembuatan seduhan kopi tinggal dituangkan air dari atas. Dari sinilah filter kerucut lahir dan kemudian dirilis secara komersial pada tahun 1980, meski tidak bersamaan dengan V60, karena dripper V60 - yang diberi nama berdasarkan sudut 60 derajat yang dimiliki oleh kerucutnya, bahkan model ini tetap menjadi prototipe sampai Hario memutuskan untuk meninjau kembali desainnya pada tahun 2004.

Revisi ulang desain asli V60 ini dilakukan pada tahun 2004, dimana para insinyur Hario menambahkan garis-garis rusuk berbentuk spiral ke bagian dalam corong khas V60, sebuah langkah yang ditujukan untuk mengatasi masalah yang disebabkan oleh garis-garis rusuk diagonal pada edisi pertama. Dimana rusuk diagonal lurus menyebabkan kertas saringnya menempel pada kaca, sehingga menghambat aliran air ke seluruh corong. Ini tidak seperti rusuk spiral dari desain baru V60, yang mengangkat saringan dari kaca dan membiarkan kopi yang diseduh mengalami proses degas (atau mekar) saat melakukan kontak dengan air. Selain itu, penciptaan satu lubang besar di tengah memungkinkan lebih banyak air untuk kontak dengan kopi, serta mengekstrak lebih banyak rasa yang menghasilakn kopi yang ekselen, menyenangkan dan nuansa originnya muncul lebih kuat.
Berdasarkan pengalaman kami di La Manera untuk kopi-kopi dengan chemical yield fuity afau veggie yang kuat, exp. Suka Jaya, Gayo higland, Solok black honey, Bali Kintamani, kami merekomendasikan untuk melakukan langkah sebagaimana berikut dibawah ini:

Grinder kopi dengan ukuran Medium-Fine Grind, dan gunakan perbandingan 0.085g per ml

1. Fold the paper filter pada kerucut V60 anda, tambahkan coffee grounds (medium-fine grind), ketuk dan goncangkan dengan lembut kopi dengan jumlah 10-12g untuk 120 ml. Buat bull eye spot di tengah-tengah coffee grounds. Anda boleh melakukan adjust proportions baik air maupun kopinya, jika ingin mendapatkan rasa yang lebih kuat atau lebih ringan. Exp. 15:1, 17:1 dll.

2. Tuangkan 30 ml air dgn suhu 95°C untuk proses moisten atau immersi coffee grounds dari spot bull eye melingkar searah jarum jam hingga 0,5 Cm dari dinding kerucut V 60. Tunggu hingga 30 menit sebelum menuangkan air panas kembali hingga jumlah yang diinginkan.

3. Tuangkan dengan tenang dan pelan-pelang dan pastikan air anda tidak kontak langsung dengan paper filter atau kertas saring, karena anda hanya akan menemukan seduhan anda kebanjiran air.

4. Waktu seduh anda dari kontak air pertama kali menyentuh kopi adalah maksimal 3- 4 menit, karena berdasarkan nasehat para ahli kimia, suhu air panas akan turun dranstis ketika memasuki masa 5 menit pasca mendidih.

That's it - Semoga bermanfaat


Ps. Sonny
La Manera Coffee and Beyond
Ngopi Gumbira Ria Ala Indonesia
Jl. Overste Isdiman 12 Purwokerto
Central Java
Indonesia


Sumber: dari berbagai sumber data serta pengalaman penulis.

Postingan populer dari blog ini

KOPI "clebek" TUBRUK

Kopi Tubruk Kopi Tubruk adalah salah satu metode yang paling sering digunakan dalam menyeduh kopi di tanah air ini. di Banyumas dan sekitarnya dikenal dengan kopi "clebek" yang metodenya adalah menubrukan bubuk kopi dengan air panas.  Akan tetapi kopi tubruk  atau clebek, dapat juga menjadi hidangan minuman yang istimewa, jika dilakukan dengan langkah-langkah yang benar.  Proses brewing   Persiapkan kopi yang telah menjadi bubuk. Untuk mendapatkan aroma kopi yang lebih fresh, biji kopi matang sebaiknya digiling pada saat anda akan menyeduh. Selanjutnya masukan bubuk kopi kedalam cangkir. Takaran yang ideal dalam kopi tubruk adalah 12 gram kopi (sekitar dua sendok teh) untuk setiap 200 ml air. Kemudian tuangkan air yang telah anda didihkan. Suhu yang paling pas untuk kopi tubruk adalah sekitar 80-85 °C. Jika anda tidak memiliki thermometer, masak air dengan durasi 2 menit. Setelah anda menuangkan air pada gelas yang sebelumnya telah berisi bubuk k...

SEJARAH MESIN KOPI

Kali ini saya mencoba menulis mengenai sejarah beberapa mesin espresso, yang saya ambil dari berbagai sumber. Semoga dapat membantu memperkaya pengetahuan kita bersama. Pada tahun 1884 usaha untuk pengajuan hak paten pertama kali diperjuangkan  oleh Angelo Moribondo yang berasal dari Turin dan diperkenalkan pada tahun yang sama, dalam Pameran Umum di Taman Valentino. Hal tersebut adalah sebuah berkah untuk industrialisasi mesin espresso pada waktu itu, akan tetapi hak patent mesin espresso dalam dunia industrial mesin kopi pertama kali diterbitkan bagi Luigi Bezzera dari Milan, pada tahun 1901,. Bahkan, ia membuat suatu model atau design mesin yang kemudian menjadi model yang ditiru secara luas, di atas semua model mesin espresso rancangan pelopor lain dari periode, Desiderio Pavoni, yang mampu melihat potensi besar dari espresso, serta berjuang mengembangkan penjualan di bar publik dan kafe . Pada awal 1900-an, Pier teresio Arduino dari Turin menyadari bahwa dunia bar publi...

ButterScotch Coffee

Malam ini saya self service di THE COFFEE, selain melayani permintaan anak-anak saya, juga berbagi dengan Bro. Jajang yang ingin bekerja dan belajar jadi barista di sana. Butterscotch coffee adalah coffee with adds menu yang kami sepakati untuk kita garap rame-rame [ :) ] Butterscotch adalah jenis gula confectionery yang bahan utamanya adalah gula dan mentega , meskipun bahan-bahan lain seperti sirup jagung, krim, vanili, dan garam merupakan bagian dari beberapa resep. Saat sudah banyak perusahaan produsen sirup yang membuat sirup dengan rasa butterscotch ini. Butterscotch dapat di racik menjadi beberapa menu yang manarik untuk di coba dan dinikmati, salah satunya adalah  Butterscotch Coffee Iced.  Anda dapat membayangkan betapa nikmatnya kombinasi rasa manis dan gurih yang bertabrakan dengan acidity dan low bitter-nya Arabica espresso. Anak-anak saya pun yang tadinya sangat tidak suka kopi, menjadi ketagihan menu tersebut.  Butterscotch coffee ini  dapat d...