Duduk di meja paling sudut mendekati barista station adalah kebiasaan saya, ketika memasuki sebuah cafe atau kedai yang baru pertama kali saya masuki. Tujuan saya tentu saja untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya melalui interaksi yang mutual dengan PIC atau ownenya sekaligus pada waktu saya berkunjung.
Belum lama open, Hang Out sudah cukup banyak menarik perhatian banyak konsumen, hal tersebut terbukti dengan siatuasi padat baik di parkig area maupun di dalam gedung. Bahkan sebuah mesin yang cukup ikonik pun menyambut kedatangan kami "Vibbiem Evolution" warna putih yang cukup sexy tetapi bertenaga HULK.
Malam itu kami memesan beberapa menu-menu yang ditawarkan oleh Hang Out. Kami memutuskan untuk memesan tiga menu masakan Jepang dan tiga menu minuman, yang kami nilai akan cukup mewakili Hang Out dalam seluruh kisah konsep yang mereka usung. Dan karena saya lebih fokus kepada beverage-nya maka saya akan kesampingkan menu makanannya.
Ogura Coffee
Kopi ini sepintas sepeti kopi kalengan atau instant yang bercitarasa mocha, akan tetapi ketika saya mencoba menggali lebih lanjut bahwa kopi tersebut ternyata adalah minuman kopi yang terbuat dari kacang merah (Ogura Coffee) yakni jenis kopi varian terbaru di dunia minuman, inovasi dari ZUSHIODA japanese street sushi.
Espresso
Espresso hasil racikan Alexa cukup terasa tarikan cafein dari Reobustanya yang dominan. Kecenderungan house blend tersebut sepertinya ditujukan bagi penikmat kopi kelas berat yang gila suntikan adrenalin dan mau begadang.
Warna crema yang dark brown menunjukan profile roasting Full French dari biji kopi pilihan mereka, sehingga golden crema yang sering kali dicari-cari para penikmat espresso.
Bro Edwin owner Hang Out Purwokerto menyampaikan bahwa dia sendiri juga sedang berusaha menemukan "house blend" yang sangat Hang Out banget, demi sesuai dengan idealisme yang ada dalam konsep mereka.
Manggo Mojito
Sebuah mojito biasanya dibuat dari lima bahan: rum putih, gula (biasanya gula tebu), limun, air soda, dan daun mint. Kombinasi antara rasa manis, acidity jeruk limun yang segar dan mint dimaksudkan untuk menutupi rum yang efeknya keras. ini adalah menu yang sangat populer sebagai minuman musim panas di Dunia Barat.
Dalam membuat mojito, air perasan jeruk limun ditambahkan pada gula dan daun mint. Campuran ini lalu dilumatkan secara halus dengan sebuah pelumat. Daun mint hanya boleh memar sedikit untuk mengeluarkan minyaknya dan tidak boleh diiris kecil-kecil. Lalu rum ditambahkan dan minuman ini diaduk sedikit untuk melarutkan gula dan mengangkat potongan daun mint dari dasar gelas supaya lebih asri. Akhirnya minuman ini ditambahi dengan es batu dan air soda. Daun mint dan sepotong jeruk limun dipakai untuk menghias gelasnya. Di Hang Out menu Mojito di design untuk menjadi mocktail / minuman non alkohol, yang tampak mata sangat menyegarkan, sebagaimana Manggo Mojito yang kami pesan.
Ocha Ice Tea
Menu yang satu ini kesukaan Istri saya, Ocha yang berkualitas yang disajikan hanya dengan rock ice dan tanpa gula saja sudahhlah cukup enak dan tidak kehilangan kelasnya sebagai teh khas Jepag yang terkenal tersebut.
Saran
Usher / penyambut tamu di depan pintu, memerlukan pelatihan lebih lanjut, terutama senyum yang ramah dan cepat tanggap dalam penempatan tamu serta reservasinya.
Waiters, beik penyaji maupun penerima pesanan haruslah mau belajar lagi mengenai product knowledge supaya tidak perlu bolak-balik bertanya kepada captain mereka. Alasan masih baru sebenarnya alasan klise yang seharusnya tidak perlu di ungkapkan, karena ketika buka, maka semua komponen haruslah ready to do bussiness.
Coffee Beans
Setelah berdialog dengan Edwin dan Alexa, kami sepakat bahwa harus ada improvement terhadap biji kopi yang di sajikan saat ini.
Mojito
Improvisasi yang ada dimana mojito berubah menjadi mocktail sebaiknya tidak terlalu merubah esensi dari mojito tersebut, dimana rum sebaiknyadigantikan dengan air soda yang fresh dan berkualitas, karena jika tidak maka mojito tersebut akan menjadi mojito yang too watery, dan kurang menggigit, sebagaimana diamini oleh Bro. Edwin.
Conclusion
Adalah sebuah kesan tersendiri ketika saya berdialog dengan pengusaha muda yang satu ini "Edwin"; ketika saya bertanya "what is Hang Out ?" dia menjelaskan dengan lancar mimpi-mimpi dan konsepnya yang rohnya adalah "bagaimana menjual kenyamanan yang berkelas but affordable alias kemewahan yang terjangkau - ini sebuah konsep yang unik, dimana dia berusaha realistis menemukan konvergensi antara budaya pasar yang ada di Banyumas - Modal yang dia miliki - dan Idealismenya. Selain itu Hang Out juga memiliki ke unikan yang lain daripada yang lain di area Banyumas saat ini yaitu - dimana yang lain muncul dengan kosep all western menu, atau mengusung Coffee and menu Chinese serta Korean dan Jepang yang serius, Hang Out menawarkan menu-menu Japanese Street Food and General Coffee Shop Menus dengan pemilihan penyajian yang cukup unik [jujur saya belum pernah menemuinya di eks. karisidenan banyumas] .
Dalam perjalanan pulang, saya berdiskusi dengan my yayank dan mendapatkan kesimpulan yang sama, yaitu :
Jika Hang Out Purwokerto melatih dengan baik karyawan mereka untuk memiliki budaya excellent servanthood dalam pola kerja mereka, menjaga kualitas menu, dan membuat data base pengunjung untuk mendapatkan feed back langsung dari mereka - maka mereka kami prediksikan akan lolos dari triwulan ketiga maut "three moth death row" yang sangat terkenal di kalangan pebisnis kuliner dimanapun.
Selamat berjuang dan sukses selalu Hang Out Purwokerto.