Adalah opa Bambang atau sering disapa oleh cucu-cucu beliau sebagai Obamb. Penampilannya bersahaja dan tutur kata yang santun menunjukan tingginya pengalaman dan pendidikan opa yang satu ini.
Beliau pemilik coffee shop sederhana yang beliau design sendiri interiornya bernuansa "hommy", bahkan konon saking seriusnya design interior yang beliau kerjakan, harus memakan 15 kg berat badan beliau, demikian kisah itu meluncur dengan balutan humor yang natural. Melihat anak saya Angello 11 Year [17 Juli besok] yang semangat memesan kopi tubroek Flores dan hanya beberapa menit setelah itu dia tertidur lelap di area lesehan, membuat saya meng aminkan suasana "hommy" tersebut.
di Obamb tidak terdengar adanya desingan mesin espresso dan desissan uap, hanya etalase yang dipenuhi oleh alat-alat manual brewing sederhana, yang sudah cukup menggambarkan pola brewing yang akan disajikan ke saya oleh beliau. Akan tetapi teta saja seduhan kopi Toraja saya menjadi semakin "suedaap" dengan bumbu keramah tamahan ala opa Bambang. 30 menit berbincang mengenai "manual coffee concept" Obamb tersebut telah cukup bagi saya secara PRIBADI untuk merekomendasikan OBAMB COFFEE SHOP sebagai tempat tujuan meminum kopi sambil kongkow dan berlama-lama ngobrol berbagi cerita disana konsisten dengan slogan brandingnya : "... Wareg Ngasi Wengi - Melek Ngasi Esuk" [Kenyang sampai malam dan Terjaga sampai pagi] ... **** for your coffee shop Opa.