Langsung ke konten utama

BEANS LAB JOGJA COFFEE SHOP

Beans Lab Jogja
Sabtu ini karena long weekend, saya bisa sejenak meninggalkan kesibukan saya menghitung hasil penelitian dan koreksi speling Tesis saya. Dan kebetulan ada acara antar ortu kami pulang ke basecamp beliau di Jogjah, maka kesempatan jalan-jalan sejenak pun bersama kawanan Banjoemas Coffee Lovers harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Sasaran saya adalah tugu, dan seperti biasa kawasan sekitar TUGU Jogja macet dan penuh dengan kerumunan yang berselfie ria di TUGU Jogja. Biasanya saya malas kalau sudah macet begini untuk mampir-mampir, apa lagi jika parkiran penuh dan harus parkir jarak jauh dari tempat tujuan. Tetapi karena sudah dirancangkan bahwa kunjungan saya untuk kali ini di area tersebut ya apa boleh buat "NEKAD", sekalipun harus berjuang dengan kemacetan. Soalnya hari minggu esoknya kami harus sudah pulang, masih banyak kewajiban menunggu neeeeh.

Adalah Beans Lab Coffee Shop, di selatan Tugu Jogja, sebuah coffee shop yang cukup lumayan ramai dikunjungi oleh orang-orang muda, dan memang penggemar kopi. Segera setelah mendapatkan tempat duduk saya dan kawanan segera memesan beberapa menu yang disajikan. Pilihan saya kali ini kopi Lintong manual brewing dengan metoda pour over Kalita.

Sambil menunggu, saya mulai melihat lingkungan sekitar coffee shop, di dalam coffee shop saya menemukan area kerja barita yang "open" bagi semua pelanggan untuk bisa melihat kopi-kopi yang ditawarkan, serta keahlian meracik mereka; di bagian luar saya dan kawanan sepakat bahwa ini sebuah "--- usaha ---" cerdas dari coffee owner, yaitu menciptakan suasana nyaman "khas Jogja" di pusat keramaian kota. suasana nyaman khas Jogja yang saya maksud adalah : "kerumunan manusia yang masih terlihat dan terasa aroma keakraban dan keramahan Jogja. Saya juga mendapat info dari bro. Anda, bahwa jika sedang lenggang, para pelanggan di perbolehkan meracik kopi sendiri.



Beans Lab Jogja

Kopi Lintong dari Sumatra pesanan saya pun datang, dalam dua tegukan saya menemukan [tolong koreksi kalau salah, maklum masih belajar] Aroma kombinasi: coklat, kacang-kacangan, rasberry, agak ada gurihnya, Acidity: tinggi [semakin bertambah waktu dan turunnya suhu air, Lintongku semakin asam], Body: eeeeemm cukup berat [gak berani bilang full body], Flavour: komplek, seimbang, dan halus  [nano-nano lah]. Ketika menikmati kopi Lintong di Beans Lab Jogja, saya menemukan hal unik yang jarang saya temui di coffee shop tengah kota [apa karena aku kurang referensi berkunjung ke coffee shop yaaa], yaitu: dua barista yang saling bergantian menjadi server, mungkin itu juga yang membuat mereka kehilangan senyum dan "interpersonal message" atau pesn antar pribadi mereka yang sepertinya tertutup dan sulit didekati karena kesibukan. pendapat saya ini di aminkan oleh anggota kawanan Banjoemas Coffee Lover yang ikut menyambangi tempat tersebut. Padahal setting kursi dan interior sepertinya ditujukan untuk mempermudah pelanggan dan barista bersosialisasi. Sehingga saya dan kawanan mengambil kesimpulan bahwa [tentu saja secara subyektif] adalah tempat ngopi yang nyaman dan menyediakan kopi-kopi single origin yang eksotis, tetapi akan lebih nyaman dan excellent lagi, jika senyuman dan keramahan yang "GUYUB" khas Jogja dapat disajikan untuk menemani kami ngopi. Selain kopi dan karakteristiknya, hal tersebut juga saya diskusikan dengan bro. Anda "barista" di Beans Lab. dan menyenangkan sekali, karena dia,mau menerimanya dan spontan melakukannya.

Secangkir kopi wueenak + lingkungan Ngopi yang nyaman + keramahan dan sikap "ngewongke" khas wong Jogja = coffee shop yang kedepannya dapat menjadi Rumah Ke tiga para coffee lover. Overall - Beans Lab coffee shop Jogja tempat ngopi yang "cukup" oke bagi anda.

with Anda Beans Lab Coffee Jogja

Postingan populer dari blog ini

KOPI "clebek" TUBRUK

Kopi Tubruk Kopi Tubruk adalah salah satu metode yang paling sering digunakan dalam menyeduh kopi di tanah air ini. di Banyumas dan sekitarnya dikenal dengan kopi "clebek" yang metodenya adalah menubrukan bubuk kopi dengan air panas.  Akan tetapi kopi tubruk  atau clebek, dapat juga menjadi hidangan minuman yang istimewa, jika dilakukan dengan langkah-langkah yang benar.  Proses brewing   Persiapkan kopi yang telah menjadi bubuk. Untuk mendapatkan aroma kopi yang lebih fresh, biji kopi matang sebaiknya digiling pada saat anda akan menyeduh. Selanjutnya masukan bubuk kopi kedalam cangkir. Takaran yang ideal dalam kopi tubruk adalah 12 gram kopi (sekitar dua sendok teh) untuk setiap 200 ml air. Kemudian tuangkan air yang telah anda didihkan. Suhu yang paling pas untuk kopi tubruk adalah sekitar 80-85 °C. Jika anda tidak memiliki thermometer, masak air dengan durasi 2 menit. Setelah anda menuangkan air pada gelas yang sebelumnya telah berisi bubuk kopi, diam

ButterScotch Coffee

Malam ini saya self service di THE COFFEE, selain melayani permintaan anak-anak saya, juga berbagi dengan Bro. Jajang yang ingin bekerja dan belajar jadi barista di sana. Butterscotch coffee adalah coffee with adds menu yang kami sepakati untuk kita garap rame-rame [ :) ] Butterscotch adalah jenis gula confectionery yang bahan utamanya adalah gula dan mentega , meskipun bahan-bahan lain seperti sirup jagung, krim, vanili, dan garam merupakan bagian dari beberapa resep. Saat sudah banyak perusahaan produsen sirup yang membuat sirup dengan rasa butterscotch ini. Butterscotch dapat di racik menjadi beberapa menu yang manarik untuk di coba dan dinikmati, salah satunya adalah  Butterscotch Coffee Iced.  Anda dapat membayangkan betapa nikmatnya kombinasi rasa manis dan gurih yang bertabrakan dengan acidity dan low bitter-nya Arabica espresso. Anak-anak saya pun yang tadinya sangat tidak suka kopi, menjadi ketagihan menu tersebut.  Butterscotch coffee ini  dapat dijadikan menu dingi

SEJARAH MESIN KOPI

Kali ini saya mencoba menulis mengenai sejarah beberapa mesin espresso, yang saya ambil dari berbagai sumber. Semoga dapat membantu memperkaya pengetahuan kita bersama. Pada tahun 1884 usaha untuk pengajuan hak paten pertama kali diperjuangkan  oleh Angelo Moribondo yang berasal dari Turin dan diperkenalkan pada tahun yang sama, dalam Pameran Umum di Taman Valentino. Hal tersebut adalah sebuah berkah untuk industrialisasi mesin espresso pada waktu itu, akan tetapi hak patent mesin espresso dalam dunia industrial mesin kopi pertama kali diterbitkan bagi Luigi Bezzera dari Milan, pada tahun 1901,. Bahkan, ia membuat suatu model atau design mesin yang kemudian menjadi model yang ditiru secara luas, di atas semua model mesin espresso rancangan pelopor lain dari periode, Desiderio Pavoni, yang mampu melihat potensi besar dari espresso, serta berjuang mengembangkan penjualan di bar publik dan kafe . Pada awal 1900-an, Pier teresio Arduino dari Turin menyadari bahwa dunia bar publik da