Setelah mendapatkan buku yang saya cari-cari di perpusarda Banyumas, untuk memperkaya data literal Tesis yang sedang saya susun, saya segera mencari sarapan pagi yang sudah terlajur telat jamnya. setelah berkeliling beberapa saat di sekitar perpusarda, saya memilih tempat sarapan yang baru pertama kali saya kunjungi, yaitu WARMOB DARYOTO [saya yang sengaja melabeli warung mobil itu dengan istilah warmob daryoto] yang sedang mangkal di depan Hotel Wisata Niaga.
Saya menikmati ketupat opor dan segelas air dingin yang segar. setelah itu saya mengamati di etalase sederhana beliau, dan menemukan setumpuk besar kopi instant, saya mulai perbincangan dengan beliau mengenai kopi dan manfaat serta seninya menikmati kopi, sampai saya menyadari, saya melihat tataan mata yang aneh, yang dapat saya simpulkan tatapan itu berarti "oh seandainya kopi yang kopibanyumas.com ceritakan itu ada disini saat ini. Menangkap sinyal tersebut saya dengan gembira menawarkan kepada beliau seduhan ala vietnam drip dengan kopi arabica yang ada di kendaraan kopibanyumas.com.
Proses pun dimulai, saya mulai memberi arahan kepada beliau langkah demi langkah menggunakan Vietnam drip [sebatas pengetahuan yang saya miliki tentang alat tersebut]. Dan beliau mengerjakannya dengan baik, bahkan dalam perjalanan proses itu, beliau menceritakan bahwa air panas yang dia gunakan adalah air yang dia ambil sendiri dari sumber mata air di desa Banjaran. Proses driping selesai dan belai split menjadi dua gelas, yang satu dinikmati apa adanya tanpa ada tambahan apapun, yang satu dibuat kopi susu porsi kecil. Beliau bertanya: "ini kopi hitamnya diminum tanpa gula mas ?", jawab saya: "iya pak, dan nikmati natural sweetnya dengan meminum air putih setelah bapak meminum kopi tersebut. Setelah dipraktekan beliau tersenyum dan membenarkan manis yang muncul di indra pengecap beliau [sepertinya itu pengalaman pertama kali bagi beliau], dan jujur saja melihat ekspressi beliau tersebut ada sensai perasaaan yang senang bercampur bangga, dan haru [pokoknya itu sensasi mahal dech]. Para pelanggan yang ada di warmob tersebut ikut berkomentar: "wah ini bisa-bisa pada kecanduan ini" [maksudnya kecanduan kopi yang original dan baru usia roastinya serta grindingnya]
Singkat cerita setelah berbincang-bincang affter cupping tersebut, saya berpamitan, beliau menemani saya mendekati kendaraaan, sambil berkata: "mas saya kalau malam mangkal di seputaran BSI, utaranya UNSUD, sepertinya kopi mas ini jika di jual di area itu cocok ya", saya menjawab: "iya pak". Belum selesai saya meneruskan, beliau membuat pernyataan unik: "disana kan banyak mahasiwa yang tergolong berduit mas" [masksudnya: jadi terjangkau - red]. Setelah itu saya berpamitan lagi dan meluncur pergi.
Dalam perjalanan saya meninggalkan WARMOB DARYOTO, saya menemukan beberapa catatan yang dapat menjadi bahan pemikiran kita bersama:
- Berbagi ilmu [ilmu kopi] sesederhana apapun ilmu pengetahuan tersebut bagi kita, bisa jadi merupakan hal yang baru dan menggairahkan hidup orang-orang yang mendengarya.
- Berbagi ilmu [ilmu kopi], bukanlah aktifitas yang merugikan, saya menyaksikan dan merasakan sendiri sensasi mahal yang saya dapatkan seketika saya melihat respon pak Daryoto.
- Orang yang awam dengan kopi berkualitas tanpa campuran material lainpun [terbiasa kopi instant] ternyata dapat berkomentar dan memandingkan kualitas kopi mana yang lebih baik.
- Dan sahabat-sahabat kopibanyumas.com semakin bertambah
Salam Sruput dan Semangat Ngopi Berjamaah

